Hari ini langit tak secerah kemarin. Bahkan rintik-rintik hujan sudah menjadi lebat. Ini pemandangan yg ku rindukan. Hujan. Hujan telah menjadi hal yg ku nikmati dalam hidupku. Hujan adalah yang kusuka selain pantai. Menyadari hujan hari ini, dia mungkin tak akan berkunjung.
“Kring” bel berbunyi tanda seseorang telah datang.
“Hai” sapanya. Aku senang dugaanku meleset. Tapi ia tak sendiri. Ia bersama seseorang. Seorang teman perempuannya.
“Nah ini tokonya. Disini banyak bunga yg cantik” ucapnya kepada seoraang teman yg ia bawa.
Pikiranku jadi tak menentu. Dia cantik. Mungkin dia bukan hanya sekedar teman. Mungkin dia seorang kekasih. Melihatnya bersama yg lain, membuatku sakit. Membuat hatiku perih. Apa ini rasanya sakit?
“Aku beli yg ini” ucapnya perempuan itu seraya tersenyum padaku. Aku berusaha membalas senyum itu dan mengambil pesanannya. Membungkusnya sesuai permintaan. Lalu mereka pun keluar bersama.
Aku melihatnya pergi. Apa hidupku akan kembali seperti semula? Apa aku di takdirkan untuk sendiri. Tapi, aku tak ingin berakhir seperti ini. Air mataku jatuh. Aku menangis. Bahkan untuk orang lain. Aku tak ingin ia pergi. Tetap disini. Tapi ia telah mendapatkan seseorang yang lebih. Tentu tak sebanding dengan diriku. Aku hanya bisa menangis.
“Kau kenapa?” suara itu kembali terdengar. Aku melihatnya tepat di hadapanku. Menatapnya lama dan mencoba mencerna keadaan.
“Kau kenapa? Ada apa? Apa ada yang sakit?” ucapnya lagi. perlakuanku tanpa perintah sama sekali. Aku memeluknya. Mungkin setelah ini ia akan bertanya lagi. Tapi biarlah seperti ini dulu.
Aku mengutarakan semuanya lewat tangisanku. Membuatnya menjadi diam. Dia tak berbuat apa-apa. Menungguku dan terus menunggu.
“Jangan pergi..kumohon” aku tak mau sendiri lagi. Biarkan aku mempertahankan egoku, kali ini aku ingin dia. Hanya dirinya. Perlahan ia membalas pelukanku.
“Akhirnya aku bisa mendengar suaramu” sambil tersenyum dia berkata lagi
“Tenanglah. Aku tak kemana-mana”
END