Mungkin kak Adi terlalu menyayangiku hingga tak membiarkanku dekat denga laki-laki lain selain saudaraku. Kak Adi berkali-kali memperingatiku untuk tidak berpacaran sejak SMP. Pada masa itu aku merasa semakin ingin melanggar setiap larangan kakakku. Hingga tiba saat seorang anak SMA mengajakku untuk pacaran. Maka ku coba pacaran diam-diam tanpa sepengetahuan kakakku. Kufikir aku bisa mengelabui kak Adi. Tapi firasatnya cukup tajam hingga dia manyita hpku. Walaupun aku punya cara tersendiri hingga setiap SMS dari pacar tidak bisa terbaca di kotak masuk yang biasa. Sehingga kak Adi tak bisa menemukannya. Telfonan pun hanya kulakukan saat kak Adi tidak dirumah. Tapi berbohong pada kak Adi adalah hal yang salah bagiku. Hingga kuputuskan hubunganku dengan si pacar dan tidak ingin mengecewakan kak Adi.
Masa putih abu-abu pun tiba bagiku. Tak lengkap rasanya masa SMA tanpa kisah kasih disekolah. Aku menyukai seorang kakak kelas dan kakak kelas itu adalah pacarku yang bernama Kak San. Kak San kenal kak Adi dan tahu segala tingkah laku kak Adi dalam menjagaku. Awalnya kak San ingin membantu Kak Adi untuk menjagaku, tapi malah kami berdua berpacaran diam-diam tanpa sepengetahuan kak Adi. Kak San selalu mengantarku pulang sekolah, tapi untuk berjaga-jaga kami lewat jalan pintas yang tak biasa dilewati kakakku. Jika diantar pulangpun aku tidak diantar sampe depan rumah malah hanya sampe lorong sebelum rumahku agar tidak kedapatan kak Adi.
Beberapa bulan aku menjalin hubungan dengan kak San. Dan beberapa bulan aku berbohong kepada kak Adi. Kak Adi selalu memeriksa hpku yang berdering tanda ada telfon atau pesan masuk membuat aku menjadi tidak tenang. Perjalanan pulang sekolah terasa perjalanan kabur dari kejaran polisi. Namun sensasi hubungan secara sembunyi-sembunyi ini membuatku memiliki banyak kenangan menyenangkan dengan kak San. Kak San yang ikut grogi ketika menelfonku namun Kak adi yang mengangkatnya. Bahkan ketika bertemu dengan kak Adi disuatu pertemuan organisasi membuat kak San merasa gugup. Tapi kak San tetap bersamaku, itulah yang membuatku tak ingin meninggalkannya.
Namun jenuh pasti akan ada disetiap hubungan dan kak San merasakan jenuh tak berujung. Ia menghilang dan tak memberi kabar. Semenjak lulus SMA kak San sulit untuk ku hubungi. Kufikir kak San mungkin sibuk dengan kehidupan perkuliahannya sehingga aku tak ingin mengganggunya. Namun selalu tanpa kabar sehingga aku bingung apa yang telah terjadi. Setelah beberapa minggu akhirnya kak San mengirimkan SMS yang berisikan “Maaf”. Awalnya aku bingung, lalu ada satu SMS masuk lagi “kayaknya aku berubah, kita gak perlu saling mengabari lagi” katanya. Aku masih tidak mengerti arti pesannya. Hingga aku tahu kalau kak San sudah bersama perempuan lain dari kampusnya sejak kak San mulai menghilang.
Aku tidak mengerti, mungkin ini bukan kali pertama aku menjalin hubungan. Tapi menurutku inilah pertamakalinya aku merasa kepercayaanku dipatahkan. Membuatku tak lagi seceria dahulu dan banyak memikirkan kakak pertamaku.
Pernah kak Adi bilang “kakak gak bermaksud memenjarakan Nini. Kakak jugak gak ingin menyiksa Nini untuk gak dekat sama cowok. Tapi kakak ngelindungin Nini sebagai pengganti Ayah. Kakak tau kakak berlebihan selama ini, tapi kakak selalu pengen ngingetin kalo semua cowok itu gak baik. Mungkin kakak juga gak baik, tapi setidaknya kakak gak pengen hati adik perempuan kakak disakitin”. Kufikir kata-kata kak Adi itu hanya candaan. Namun pada akhirnya aku hanya terdiam dan terluka.