Penerapan sistem zonasi PPDB menuai kritikan dari para orangtua. Sistem ini dinilai tidak adil karena bisa membuat anak kalah dengan yang nilainya lebih rendah untuk masuk ke suatu sekolah hanya karena rumahnya lebih jauh.
Di Amerika Serikat, ketidakadilan sistem zonasi juga pernah disoroti dalam sebuah laporan oleh Brookings Institution yang berjudul “Housing Costs, Zoning, and Access to High-Scoring Schools”.
Laporan ini mempelajari kaitan antara zonasi, harga rumah dan nilai ujian sekolah dengan menganalisis data nilai ujian nasional dari 84.077 sekolah di 100 area metropolitan terbesar AS pada tahun 2010 dan 2011.
Para peneliti menemukan bahwa kebijakan zonasi membatasi akses terhadap perumahan murah di daerah yang lebih makmur dan mengurangi kesempatan edukasi bagi siswa dari keluarga berpendapatan rendah.
- BACA JUGA: Penempatan Guru Akan Pakai Sistem Zonasi
“Edukasi yang baik penting bagi masa depan ekonomi seorang anak, dan di mana Anda mampu membeli rumah memiliki pengaruh besar terhadap kesempatan anak Anda untuk mendapatkan edukasi tersebut,” ujar Jonathan Rothwell, salah satu penulis studi dan mantan peneliti dari Brookings Institution yang kini telah menjadi pakar ekonomi senior di Gallup.
“Pada mayoritas area metropolitan, satu-satunya cara untuk masuk ke sekolah yang mendapat nilai ujian nasional lebih tinggi adalah dengan tinggal di perumahan mahal.
Ini membuat anak-anak yang lahir di bawah kesulitan naik ke atas,” lanjutnya.
Pasalnya, studi menemukan bahwa performa sekolah dapat memengaruhi harga rumah di sekitarnya.
Rumah-rumah di sekitar sekolah dengan nilai ujian nasional yang lebih tinggi rata-rata 2,4 kali lebih mahal daripada rumah-rumah di sekitar sekolah dengan nilai ujian rendah.
Anda mungkin berpikir bahwa wajar saja bila anak-anak yang tinggal dan bersekolah di daerah yang lebih makmur mendapat nilai yang lebih tinggi karena lingkungan rumah yang kuat seringkali dikaitkan performa sekolah yang lebih baik.
Sumber: Kompas