Bagaimana cara belajar yang efektif untuk menghadapi SBMPTN?

Posted on

Bagaimana cara belajar yang efektif untuk menghadapi SBMPTN?

Dikutip dari Ifandi Khainur Rahim, Founder and CEO at Satu Persen – Indonesian Life School

Pernahkah anda memiliki teman yang tidak pernah anda sangka untuk lulus SBMPTN tapi lulus?

Saya adalah “teman” itu.

Dulu saat saya berada di kelas 3 SMA, saya adalah remaja tanpa tujuan hidup. Tanpa tujuan universitas. Guru saya sendiri bahkan mengatakan bahwa saya tidak akan bisa masuk universitas swasta *** (saya sensor) yang saya tahu kualitasnya sangat amat jauh dari universitas tempat saya berkuliah sekarang. Padahal, sangat banyak kakak kelas saya yang (maaf) prestasi akademiknya kurang baik bisa masuk ke sana.

Sebetulnya sederhana. Untuk bisa lulus SBMPTN dengan baik, kita mesti tahu dulu. Apa sih yang dites di SBMPTN? Kenapa satu orang bisa lulus di SBMPTN dan orang lain tidak? Apa tujuan diadakan SBMPTN?

Tentu tujuan dari SBMPTN sudah kita semua ketahui, yaitu untuk kepentingan seleksi. Orang bisa tidak lulus juga kita sudah tahu, ya pasti karena poinnya lebih rendah dari temannya yang masuk kuota kelulusan. Lalu apa yang dites? Tentu kita juga sudah tahu, hal yang dites adalah mata pelajaran (entah IPA/IPS) dan TKPA.

Tips pertama yang ingin saya sampaikan untuk dapat lulus SBMPTN adalah: Jangan hanya latihan soal SBMPTN!

Hal ini penting karena saya melihat suatu pola di mana banyak orang ingin lulus hanya dengan berlatih soal sebanyak-banyaknya. Pola yang sama terjadi pada orang yang ingin meningkatkan skor TOEFL. Tentu ketika kita ingin bagus dalam TOEFL, bukan soal TOEFLnya saja yang harus dilatih, tapi kemampuan bahasa Inggrisnya.

Inilah tujuan saya di paragraf awal-awal bertanya, apakah anda tahu apa yang dites di SBMPTN? Tentu saja anda tahu kan? Maka pelajari itu saja dulu!

Ya, pelajari sampai matang dan sampai ilmunya berada di luar kepala anda.

Tips yang kedua adalah: Pelajarilah pelajarannya per bab secara serius. Lebih baik anda mengerti satu bab pelajaran secara rinci dibandingkan banyak bab tapi anda tidak terlalu mengerti bab-bab yang anda pelajari.

Hal ini karena SBMPTN mengetes kemampuan higher order thinking, yang menjadikan menghafal dan membaca selintas saja tidak cukup untuk dapat lulus. Perlu pemahaman konsep yang mumpuni agar dapat mengerjakan soal dengan baik.

Nah, hal yang menjadi momok bagi sebagian besar orang tentu adalah belajar. Dan memang tips tentang belajar ini seharusnya menjadi tips yang pertama saya tulis, yaitu: You have to love what you learn!

Akan sangat amat sulit untuk lulus jika anda tidak suka belajar mata pelajaran yang ingin anda pelajari. Saya pernah menulis ini di blog saya tentang bagaimana caranya agar belajar tidak terasa seperti beban (klik di sini Gimana Supaya Belajar Gak Kerasa Beban? (Part 1) ).

Steve Jobs pun pernah mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mendapat kepuasan dalam hidup adalah dengan do great work. Dan satu-satunya cara untuk doing great work adalah dengan love what you do.

Jadi tolong, kalau anda tidak suka belajar. Segera cari motivasi untuk belajar. Saran saya, nonton Zenius, nonton channel edukasi di Youtube tentang pentingnya belajar, dan cari resource yang memotivasi anda (secara internal) supaya anda bisa enjoy mempelajari mata pelajaran SBMPTN.

Ingat bahwa di kuliah nanti beban pelajaran dan beban berpikir akan lebih sulit. Kalau sejak SMA anda tidak suka belajar, bagaimana anda kuliah nanti? Lebih baik membuat bisnis dan sukses seperti Bob Sadino daripada anda lulus lalu akhirnya tidak menikmati kuliah.

Terakhir, barulah anda memikirkan hal teknis terkait pengerjaan SBMPTN. Saya punya beberapa cara:

  • Perhatikan waktu dan latihan soal terus menerus.

Dulu saya hanya bisa mengerjakan 45 soal dalam waktu 120 menit. Tentu ini sangat lama untuk ukuran soal SBMPTN, karena waktunya sangat singkat!

Latihanlah sampai anda bisa mengerjakan 45 soal SBMPTN (tipe soal apapun) dalam waktu 15 menit, dengan tetap mempertahankan kualitas pengerjaan. Tryout terus menerus sampai anda tidak perlu berpikir terlalu lama. Isi semua soal dan pastikan jawabannya benar semua. Skip soal yang sulit dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.

Sesekali dalam beberapa minggu, selain tryout mandiri di rumah, cobalah tryout yg diadakan oleh instansi atau lembaga. Sekarang sudah banyak tryout SBMPTN online ataupun offline. Sikat saja semua tryoutnya dan bandingkan nilai anda dengan siswa lain.

Kalau anda merasa belum mengerti tentang suatu bab, pelajari teorinya sampai anda sangat amat mengerti. Belajar – Tryout mandiri – Hitung nilainya – Belajar yg belum ngerti – Tryout mandiri – Tryout lembaga [REPEAT]

  • Ajari orang lain, buat study group

Kita akan lebih mudah mengerti jika bisa mengajarkan materi kepada orang lain. Simpel. Anda tidak perlu suka belajar berkelompok, anda bisa belajar sendiri dan mengajarkan orang yang memang butuh diajarkan. Selain beramal dan berbuat baik kepada teman, anda bisa lebih mengerti pelajaran. Mantap?

  • Berdoa dan Enjoy what you do

Memang tips ini basi. Saya juga bukan orang yang terlalu religius. Dan anda pun tidak perlu menjadi religius untuk berdoa. Hal yang terpenting adalah untuk selalu mempercayai apa yang Tuhan atau takdir atau dunia (terserah anda mau menyebutnya apa) berikan kepada anda.

Percayalah bahwa lulus SBMPTN bukanlah jaminan dan bukan satu-satunya jalan untuk sukses. Toh definisi sukses orang berbeda-beda bukan? Atau bahkan, jangan-jangan anda belum menemukan definisi sukses yang anda inginkan ketika sudah dewasa nanti? Ah tapi itu jawaban pertanyaan lain. Saya sudah terlalu panjang.

Intinya, biarkan SBMPTN ini menjadi perjalanan dan latihan yang bisa membuat anda enjoy menjalaninya. Saya ingat sekali kata guru dan banyak teman saya yang bijak, mereka bilang “Lulus SBMPTN hanyalah bonus, yang terpenting adalah kita bisa have fun belajar dan berkembang di waktu masih muda ini”

Akhir kata, saya pun ingin bilang begitu kepada anda, sekali lagi, ingatlah bahwa SBMPTN bukanlah satu-satunya jalan menuju kesuksesan yang anda mau, dan lulus SBMPTN hanyalah bonus, yang terpenting adalah pembelajaran yang lo dapet di waktu anda masih muda ini.

Salam hangat

Ifandi Khainur Rahim (@/IfandiEvan)

Adapun kutipan dari Wahyu Awaluddin, Digital Marketer

Berlatih 100 soal per hari.

FYI, saya tidak lulus ujian masuk perguruan tinggi 3 kali, jadi kalau saya mau lulus, saya harus memikirkan cara yang GILA di ujian saya yang ke-4.

Inilah cara yang saya coba. Ini cara saya pribadi, silakan dipraktekkan kalau mau hehe..

—-

Jadi begini, saya berangkat dari proses belajar, yaitu:

  1. tidak tahu (stupid)
  2. tahu (knowledge)
  3. paham (understading)
  4. bisa (can / skill)
  5. kebiasaan (habit)

Biasanya, itu yang kita lakukan dalam menguasai proses apapun.

Dahulu, kita tidak tahu apa itu sikat gigi (stupid).

Lalu, orangtua kita mengajari kita sehingga kita tahu (know) dan paham (understanding) pentingnya sikat gigi.

Level selanjutnya, kita mempraktekkan sikat gigi sedikit demi sedikit (skill) sehingga sekarang kita terbiasa sikat gigi setiap hari (habit).

Proses tertinggi dari mempelajari sesuatu menurut saya adalah menjadikan sesuatu itu menjadi kebiasaan / habit.

Jadi, saya tidak cuma berusaha menjadikan kegiatan “memecahkan soal SBMPTN” sebagai kegiatan belajar belaka, tapi benar-benar sebagai habit.

Di bagian mananya yang saya ingin jadikan sebagai habit?

Yup, benar. Yaitu “memecahkan soal SBMPTN”.

Saya mematok tanpa kompromi supaya menyelesaikan soal-soal latihan sebanyak 100 soal tiap hari.

Mengapa begitu?

Saya terpikir begini. Jika saya membangun kebiasaan menyelesaikan 100 soal per hari, maka saya akan terbiasa melihat soal SBMPTN.

Akhirnya, ketika ujian saya akan cepat melihat pola soal tersebut, rumus apa yang dipakai, dan bagaimana solusinya.

Maka, perjuangan berat dimulai. Saya mencari cara apapun supaya saya bisa menyelesaikan soal 100 buah per hari. Jujur, itu berat sekali.

Di hari-hari awal, saya cuma bisa menyelesaikan 50–75 soal per hari dengan bonus sakit kepala.

Tapi, saya bereksperimen terus dalam mengerjakan soal sehingga saya bisa mengerjakan 100–125 soal per hari, walaupun masih diikuti bonus sakit kepala.

Misalnya, ternyata mengerjakan soal sambil melakukan sesuatu (misalnya sambil makan) bukan ide bagus (kamu pikir kamu bisa mengerjakan dua tugas dengan baik dalam satu waktu? salah besar).

Justru yang lebih bagus adalah memfokuskan waktu kamu dalam mengerjakan tugas.

Pernah lihat kan buku latihan SBMPTN yang bisa untuk nimpuk kepala orang? Saya sudah habis mengisi soalnya.

Bahkan, saya membeli beberapa buku latihan soal dan meminjam buku latihan soal yang lain dari teman.

Semua soal di sana saya habiskan. Sampai saya ingat mempelajari soal ujian SPMB sampai ke tahun 1990-an.

Berkat eksperimen terus-menerus itu, saya bisa menemukan cara mengerjakan 100 soal per hari secara efektif dan efisien ala diri saya sendiri.

Bagaimana dengan saran “belajar materi ini dan itu”? Jujur, saya nggak peduli mau belajar materi yang mana dan prediksi soal mana yang akan keluar.

Kenapa? Karena saya percaya soal-soal latihan itu sudah mengandung bayangan materi-materi yang seharusnya kita kuasai.

Dengan menyelesaikan soal-soal latihan itu, otomatis saya pun sudah belajar materi yang dimaksud.

Memahami soal bukan lagi concern saya. Concern saya adalah terbiasa mengerjakan soal sampai di level saya bisa tahu jawabannya tanpa mencoret-coret rumus terlalu banyak.

Itu bukan sihir. Itu cuma hasil dari akumulasi belasan ribu soal yang ada di kepala saya yang pernah saya kerjakan.

Ketika hari-H ujian tiba, dada saya berdegup kencang.

Ketika soal dibagikan, saya menarik nafas lega. Saya tiba-tiba tahu pola soal-soal yang diujikan. Saya mendapat berkah dengan kebiasaan yang saya buat itu.

Saya ingat pernah mengerjakan soal tersebut!

Saya sudah begitu terbiasa dengan proses pengerjaan rumusnya sehingga saya bisa menebak jawabannya tanpa mencoret-coret kertas terlalu banyak.

Berbeda dengan ujian-ujian sebelumnya yang saya terlalu banyak menarik nafas kecewa, kali ini saya banyak menarik nafas syukur. Saya bisa menyelesaikan hampir 100% soal di setengah waktu yang disediakan. Sisa setengah waktu yang ada saya gunakan untuk bekerja keras menyelesaikan sisa soal.

Saya bisa melewati ujian dengan baik. Dan alhamdulilah saya lulus di UI 🙂