INFO PELAJAR. Salah satu kegiatan yang menyita perhatian masyarakat umum setiap awal tahun pelajaran adalah Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB. Berdasarkan Petunjuk Teknis yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, pelaksanaan PPDB TP. 2019/2020 akan dimulai tanggal 10 Juni 2019. Tahap pertama dimulai dengan PPDB untuk Boarding School dan Sekolah Keberbakatan Olahraga.
Institusi yang menyelenggarakan pendidikan Boarding School jenjang SMA di Provinsi Sulawesi Selatan adalah SMAN 17 Makassar, SMAN 13 Pangkep, SMAN 5 Gowa, SMAN 11 Pinrang, SMAN 6 Barru, SMAN 5 Parepare dan SMAN 11 Pangkep. Sistem seleksi untuk Boarding School diperuntukkan bagi calon peserta didik baru yang memiliki prestasi akademik, sehingga dasar seleksinya adalah menggunakan total Nilai Ujian Nasional (NUN) SMP/MTs atau yang sederajat. Sebelum menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA Boarding School, tentu orang tua ataupun pelajar harus memahami bagaimana sistem pembelajaran, bagaimana kehidupan asrama, bagaimana fasilitas yang ada di Boarding School.
Boarding school atau sekolah berasrama adalah lembaga pendidikan di mana para siswa tidak hanya belajar, tetapi mereka bertempat tinggal dan hidup menyatu di lembaga atau institusi tersebut. Boarding school mengkombinasikan tempat tinggal para siswa di institusi sekolah yang jauh dari rumah dan keluarga mereka dengan diajarkan agama serta pembelajaran beberapa mata pelajaran tambahan atau perlakuan tambahan. Boarding school yang sering kita jumpai di Indonesia teradopsi dari sistem pondok pesantren, begitu pula dengan tujuan pembelajarannya.
Dalam pelaksanaan pembelajarannya, kurikulum yang digunakan pada sistem boarding school adalah kurikulum terpadu (terintegrasi) yaitu memadukan antara kurikulum dari Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dengan kurikulum dari lembaga pendidikan yang bersangkutan sebagai ciri khasnya. Biasanya kegiatan tambahan atau perlakuan khusus pada sekolah berasrama dilakukan setelah persekolahan umum selesai hingga malam hari. Selain itu ada kegiatan penunjang yang lain, seperti ekstrakurikuler menurut minat dan bakat anak dan bimbingan dengan gurunya di setiap saat. Hal ini tentu biayanya berdampak relatif mahal jika menyekolahkan di Boarding School, karenadidalamnya harus termasuk biaya pondok atau asrama dan biaya makan.
Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan sistem boarding school sebagai sebuah konsep yang inovatif yang lahir dari keprihatinan terhadap persekolahan umum, pada umumnya memiliki kelebihan-kelebihan di samping memiliki kelemahan-kelemahan. Adapun kelebihan bersekolah di Boarding School antara lain:
- Sekolah berasrama memiliki waktu yang cukup dibandingkan dengan sekolah reguler sehingga dapat merancang program pendidikan yang utuh dan terpadu mulai dari program pendidikan keagamaan, pengembangan akademik, pengembangan life skill, dan pengembangan wawasan global. Selain itu umumnya Sekolah berasrama memiliki program untuk implementasi akan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dengan magang atau praktik ditempat-tempat tertentu.
- Sekolah berasrama umumnya mempunyai fasilitas yang lengkap, mulai dari fasilitas sekolah yaitu kelas belajar yang baik, laboratorium, klinik, sarana olah raga semua cabang olah raga, perpustakaan, dan wahana belajar lainnya. Tentu di asrama fasilitasnya adalah kamar dengan segala isi sesuai kebutuhan peserta didik.
- Pergaulan pelajar di sekolah berasrama selalu terpantau dan berada di bawah pengawasan guru atau pembinanya setiap saat. Hal ini juga tentu mendukung interaksi pelajar dengan gurunya yang lebih mudah sehingga pelajar setiap saat bisa berkonsultasi dengan pembimbingmya.
Kehidupan di sekolah berasrama memiliki aturan yang ketat dengan timeline yang fix mulai dari bangun sampai tidur kembali. Keteraturan jadwal sehari-hari di sekolah berasrama adalah imbas kedisiplinan yang selalu terjaga.
Sisi lain, sekolah berasrama memiliki kelemahan-kelemahan antara lain:
- Pelajar hidup di sekolah berasrama sering menimbulkan rasa bosan, sehingga pelajar membutuhkan kesiapan baik fisik, psikologis, maupun intelektual yang baik. Rasa bosan itu akan muncul disebabkan dengan pola kegaiatan yang rutin setiap hari yang harus dipatuhi.
- Kurang kedekatan emosional dengan orang tua. Hal ini disebabkan pelajar di sekolah beasrama biasanya punya jadwal tertentu untuk dikunjungi orang tua, atau jadwal tertentu untuk balik ke rumah orang tua. Hal lain lagi adalah pembatasan penggunaan handphone yang tentu membatasi komunikasi dengan orang tua.
- Terjadinya sistem senioritas di lingkungan asrama jika manajemen pengelolaan asrama sekolah tidak maksimal dalam menangani keberagaman pelajar yang hidup di asrama.
Pada dasarnya, semua sekolah pasti berusaha untuk mendidik dengan baik peserta didiknya dan mempersiapkan mereka untuk dapat sukses setelah lulus. Setiap sekolah juga menggunakan berbagai cara dan pendekatan untuk mendukung para siswanya dalam mencapai cita-cita mereka. Semuanya kembali pada kesepakatan antara orang tua dan anak untuk menjatuhkan pilihan melanjutkan sekolah apakah di sekolah regular atau boarding school. (sm)