Navigasi :
Senja Yang Tenggelam Oleh Malam (Part 1)
Senja Yang Tenggelam Setelah Qifan Pergi (Part 2)
Senja Yang Tenggelam Kembali Menjadi Lebih Indah (Part 3) Sekarang
Senja Yang Tenggelam Kembali Menjadi Indah (Final Part)
Hari ini mungkin akan menjadi awal bagiku untuk melangkah lebih jauh lagi, untuk bisa menata hidup yang lebih baik lagi. Iya lebih baik lagi, bukan berarti sebelumnya tidak baik. Hanya saja, Tuhan ternyata menginginkan aku untuk menata lagi kehidupan baru. Kembali melihat senja dengan keindahannya bukan dengan bayangannya.
Hai senja sudah lama aku tidak menemuimu tapi, tenang saja aku tidak akan melupakan mu, hanya saja aku akan lebih jarang untuk datang ke tempat ini dan duduk di kursi kayu yang penuh kenangan ini, untuk menyaksikan keindahan yang kamu tinggalkan setelah kepergianmu.
Oh iya, senja jangan marah yah…
Aku tidak tahu ditahun selanjutnya ketika aku datang kembali, apakah aku akan datang sendirian seperti yang aku lakukan saat ini, atau bisa saja aku akan datang bersama keindahan senja yang baru yang akan membantuku melangkah.
Tenang saja aku tidak akan melupakan senjaku dan keindahan sebelumnya, kamu akan tetap ada di dalam hatiku sampai kapanpun. Hingga suatu hari nanti aku bisa menceritakannya kepada orang yang akan menjadi bagian terakhir hidupku, bahwa sebelum kehadirannya ada senja dan keindahannya yang sangat indah, yaitu kamu qifan.
“salsa… sih pasangan penikmat senja, setelah 1 tahun baru kembali ke tempat ini lagi. Tunggu… tunggu dulu, tapi kenapa kamu sendirian? Sudah putus? Atau ditinggal nikah?” ucap laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal itu
“anda siapa yah? Anda psikopat yah?” tanyaku, dengan raut wajah serius
“buset deh… maaf nih muka saya memang ada tampang psikopatnya yah?” Tanyanya, dengan nada bercanda
“terus tahu nama saya dari mana? Dan tahu saya baru kesini setelah 1 tahun juga dari mana?”
“ok pertama, kenalin nama saya Rigel, saya bukan psikopat atau apapun yang ada difikiran kamu sekarang. Kedua saya jawab pertanyaan kamu yah… saya tau nama kamu itu sudah dari setahun yang lalu, pada saat kamu dan pasanganmu itu setiap sorenya duduk dikursi kayu ini, setelah beberapa hari saya melihat kamu setahun yang lalu… saya tidak sengaja berpapasan dan mendengar laki-laki itu menyebut namamu. Ok selesai.” Jelasnya,
“oh gitu, kirain kamu psikopat…”
“oh iya pertanyaan saya belum di jawab mba?” tanyanya dengan nada bercanda lagi
“yang mana sih?” jawabku, dengan sedikit melirik sinis
“maaf nih saya langsung sok akrab, gak usah dijawab deh. Permisi saya duluan ajah…” ucapnya, sambil berdiri dari kursi kayu dimana qifan selalu duduk
“dia sudah pulang kerumah abadinya.” Jawabku singkat
“ya ampun, sorry salsa…”
“santai ajah… saat ini saya sudah dititik terikhlas untuk merelakannya diambil sama sang pencipta.” Jawabku dengan sedikit menarik napas
Singkat cerita sejak hari itu, setelah aku bertemu dengan Rigel… dia seperti bintang yang bisa menghilang ditengah langit gelap dengan tiba-tiba dan bisa muncul dengan cahayanya tanpa aba-aba,
“gak kerasa yah sudah 5 bulan semenjak kita ketemu, ternyata seorang salsa adalah perempuan yang unik dan berbeda dari yang lainnya yah,” ucapnya, sambil menatapku dengan tersenyum
“apaan sih, jangan natap aku seperti itu deh, nanti kamu catuh cinta lagi” ucapku, sambil tertawa
“kalau misalnya jatuh cinta emangnya gak boleh?” tanyanya, dengan tersenyum
“kamu ngomong apaan sih?” ucapku, dengan sedikit salah tingkah
“salsa kamu tau gak arti nama aku?” tanyanya
“emangnya nama kamu artinya apa?”
“Rigel itu adalah bintang raksasa di rasi orion, rigel itu bintang yang paling penting saat kita berpergian ke laut dan tersesat, karna bisa jadi penunjuk arah. Harapan ibu saya pada saat kasih nama rigel itu biar nanti saya tidak tersesat dan bisa jadi penujuk arah yang baik untuk orang disekitarku, saat mereka lagi kehilangan arah.” Jelasnya, sambil menatap langit malam
“wah bagus yah artinya, berarti ibu kamu benar, karna saat ini kamu sudah berhasil menunjukkan arah yang tepat untuk ku setelah tersesat cukup lama.” Jawabku, sambil tersenyum menatap bintang
Semuanya berjalan seperti apa yang sudah aku harapkan agar tidak terus terpuruk dan kehilangan arah, rigel menurutku adalah sosok yang tepat, namun ketika aku mendikte diriku sendiri, ada bagian dalam hatiku yang sakit dan engan untuk melangkah walaupun Rigel sudah sering mencoba menyakinkan aku untuk melangkah.
“salsa…” ucap rigel
“kenapa?” tanyaku sambil menanti senja yang sebentar lagi akan menghilang
“kamu masih suka senja?” ucapnya, tiba-tiba
“mungkin, tapi mungkin cahaya senja sudah mulai sedikit menghilang”
“salsa… kadang ada saatnya malam yang lebih mengerti kita, disaat semua orang sudah mulai terlelap, tapi bintang tetap bersinar walaupun kadang tidak banyak yang melihatnya padahal bintang juga indah dan tidak kalah sama senja.” Ucapnya, sambil menatap bintang di langit
“maksud kamu?” tanyaku
“coba deh sesekali lihat bintang saat senja sudah mulai tenggelam, lihat cahayanya yang bersinar bahkan disaat tidak ada satupun manusia yang melihatnya… dia tetap bersinar. Salsa… coba deh mulai hari ini untuk mencoba mencintai bintang walaupun kamu sangat suka senja ” jelasnya.
Aku tidak tahu apakah kehadiran bintang yang sangat terang itu adalah cara Tuhan agar aku bisa menata hidup yang lebih baik lagi?
“salsa… aku akan tunggu sampai kamu benar-benar sudah siap menatap bintang malam, seperti saat kamu menatap senja. Aku harap itu benar-benar terjadi, walaupun mungkin itu tidak semudah yang aku harapkan.” Ungkapnya
“Rigel… Sepertinya aku harus pulang.” Ucapku, sambil melangkah pergi meninggalkan rigel
Ya Tuhan… aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa?
Apa yang harus aku lakukan?
Aku takut, jika nanti aku benar-benar melupakan qifan….
Tapi aku juga tidak mau kehilangan Rigel, yang sudah sangat berjuang untukku.
“anak mama sayang, kamu kenapa? Tumben jam segini ada di kamar, biasanya kamu ke pantai lihat senja.” Tanya mama
“salsa lagi sedikit pusing…. Ma” jawabku,
“karna Rigel anak mama pusing?”
“mama apaan sih, tiba-tiba malah bahas rigel.” Jawabku dengan cemberut
“sayang mau sampai kapan kamu menyiksa diri kamu atas kepergian qifan, seandainya qifan bisa lihat kamu dengan keadaan seperti ini dia juga pasti akan kecewa berat sama kamu sayang. Ingat terkadang walaupun senja juga indah dan menakjubkan, tetapi malam juga punya keindahan yang tidak bisa kita remehkan dengan kehadiran bintang. Coba deh kamu pikir lagi yah sayang? Rigel sudah ketemu sama mama dan juga dia sudah mengutarakan niat baiknya.” Jelas mama
“mama serius?” tanyaku dengan sangat kaget
“mama masa bohong sih…”
Saat ini aku berfikir cukup sampai disini saja aku menyiksa diriku sendiri, aku harus benar-benar bangkit. Melepaskan dan mengikhlaskan yang sesungguhnya. Merelakan Tuhan mengatur scenario kehidupanku. Entah nantinya Rigel benar-benar berhasil menjadi bagian terakhir di hidupku setelah kehilangan yang aku alami setelah kepergian qifan yang begitu membuatku hancur dan rapuh.
Jika kembali mengulang mencintai, maka aku akan mencobanya….