Senja Yang Tenggelam Setelah Qifan Pergi (Part 2)

Posted on



Navigasi :

Senja Yang Tenggelam Oleh Malam (Part 1)

Senja Yang Tenggelam Setelah Qifan Pergi (Part 2) Sekarang

Senja Yang Tenggelam Kembali Menjadi Lebih Indah (Part 3)

Senja Yang Tenggelam Kembali Menjadi Indah (Final Part)



Saat aku menuliskan tentang kisah ini, mungkin aku harus kembali menyiksa diriku sendiri dan bertaruh dengan air mata yang memaksa untuk jatuh dari kedua mataku. Aku tidak marah atas apa yang sudah menjadi takdirku atas kepergiannya. Hanya saja, aku hanya manusia biasa yang ketika jatuh tidak bisa untuk sembuh dari sakit setelah jatuh dengan keras.

Semenjak dia benar-benar hilang dari hidupku, aku tidak pernah benar-benar percaya dengan setiap langkahku. Aku mencoba melangkah perlahan-lahan namun langkah itu tampak tidak nyata dan hanya kesia-sian.

Hingga aku sendiri berada dititik paling rendah dalam hidupku untuk kedua kalinya, mungkin orang disekitarku akan berfikir ini adalah hal yang sudah pasti akan kita hadapi di waktu yang kita sendiri tidak duga-duga. Namun, hatiku kembali memberontak dan mencoba berteriak sekencang-kencangnya hanya untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan ini tidak mudah untuk dilupakan hanya dengan kalimat “sabar yah”, “sudah lupakan saja”, “Salsa… pada akhirnya semua yang dimulai akan berakhir”, dan tiba disuatu hari mama ku tidak sanggup lagi melihatku yang penuh dengan topeng kepalsuan, hanya agar orang lain berhenti melihatku sebagai perempuan yang menyedihkan.

“salsa…sayang, mama tahu kamu belum bisa untuk menghadapi ini semua. Tapi mama juga tidak mau lihat anak mama yang dulunya periang dan pencinta senja, tiba-tiba menangis ketika senja datang…” ujar mama, sambil menatap ku dengan wajah khawatir

“mama… salsa tidak sanggup, bukan karna salsa dibutakan oleh cinta, hanya saja salsa merasa bersalah karna tidak menyadari kalau selama ini ternyata qifan sangat rapuh dan hancur karna kelakuan ayahnya terhadap ibunya. Hingga dia harus kehilangan kesempatan untuk bisa terus melindungi ibunya. Hanya itu saja, salsa tahu semuanya pasti akan berujung dengan kehilangan seperti ini.” Jawabku, dan tanpa sadar air mataku jatuh

“anak mama sayang, setiap orang punya caranya sendiri untuk melindungi orang yang paling dia sayang dan mungkin apa yang terjadi sama qifan adalah salah satu cara yang dia pilih agar orang yang dia cintai yaitu mamanya agar tetap bisa menata kehidupan yang lebih baik lagi, setelah penyiksaan yang telah mamanya qifan terima oleh ayahnya.” Ucap mama, sambil menghapus air mataku yang jatuh terus-menerus

“jadi menurut mama aku bukan orang yang qifan sayang?”tanyaku

“ya ampun sayang, apa yang dilakukan qifan itu mungkin kamu juga akan lakukan ketika kamu ada diposisinya. Bukan berarti qifan tidak sayang sama kamu nak’… Awal dan akhir hidup kita, tidak ada yang pernah tahu akan berakhir seperti apa, tapi kamu bisa memilih dalam hidup ini untuk apa hidup kamu dan sisa hidupmu.” Ujar mama.

Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat dan menyakitkan, ini adalah tahun ke-5 qifan pergi dan membawa keindahan senja, aku percaya dia pasti tidak ingin melihat diriku sehancur ini. Saat ini aku masih berusaha menata ruangan yang berantakan itu, mencoba menatanya satu persatu.

Qifan pernah bilang “kalau nanti kamu rindu dan ternyata aku sudah tidak bisa menerima panggilan video call mu, lihat saja senja sebagai aku yang selalu kagum dan tidak tega menghilang untuk memberikan kesempatan untuk malam muncul, menghibur dan menyapa. Cobalah untuk menyukai langit malam, karna langit malam juga sangat indah dan ramai dengan hadirnya bintang dan bulan.”

Kali ini air mataku benar-benar jatuh tidak tertahankan, hatiku sakit, semuanya terasa hampa dan menyedihkan. Aku tidak yakin qifan sudi melihat keadaanku yang hancur seperti  ini, qifan aku mohon jangan marah karna aku belum sanggup menyukai langit malam, kamu taukan itu tidak mudah membiarkan malam menghilangkan senja yang sangat aku sukai.

Semoga ketika kita bertemu dikehidupan selanjutnya, aku bisa menjadi wanita tegar, yang tidak akan membenci kehadiran malam, hal terakhir yang ingin aku katakan ke qifan setelah 5 tahun kepergiannya adalah,

“qifan maafkan aku dan aku rindu”.

By “nfa”