Tak percaya dan menduga semua adalah hoaks belaka. Itulah perasaan yang terbersit di benak Dipasukha Edbert ketika mendengar kabar perihal nilai sempurna yang ditorehkannya saat mengerjakan Ujian Nasional. Namun, banyaknya ucapan selamat yang disampaikan kepadanya melalui aplikasi pesan singkat, Edbert pun mulai percaya seraya berucap syukur akan sesuatu yang tak pernah diduganya itu. “Jadi, awalnya itu dikasih tahu orang tua yang mendapat ucapan selamat dari kepala sekolah. .
Waktu itu sempat tidak percaya juga kaget, rasanya seperti tersambar petir di malam hari. Tapi setelah diperlihatkan juga hasil penilaiannya, baru saya merasa senang dan lantas bersyukur,” kata remaja yang karib disapa Edbert itu kala ditemui di sekolahnya, SMAK BPK Penabur Harapan Indah Kota Bekasi, Rabu, 15 Mei 2019.
Edbert sempat tidak percaya akan hal tersebut karena pengalamannya ketika beberapa kali mengikuti try out. Jadi, setelah menyelesaikan soal-soal UN pun, meski merasa telah mengerjakan dengan kemampuan terbaiknya, Edbert tak mematok dapat menorehkan nilai sempurna. Apalagi, sampai mengantarkannya sebagai siswa SMA peraih nilai UN terbaik se-Jawa Barat. “Utamanya saat mengerjakan soal Bahasa Indonesia yang saya rasa paling sulit dibandingkan mata pelajaran lain, karena kecenderungan pemahaman untuk menjawab soal yang subjektif, tidak sepasti ilmu eksak semisal Matematika juga Fisika,” kata remaja kelahiran Jakarta, 26 September 2001 itu.
Untuk soal Matematika juga Fisika, siswa kelas XII IPA itu memang lebih percaya diri hasilnya akan baik. Pasalnya, ia tak menemui kesulitan berarti saat mengerjakan 35-40 soal yang diujikan karena jauh sebelum UN, ia telah rutin berlatih soal. “Saya tidak ikut bimbingan belajar, hanya mengandalkan buku kumpulan soal yang disiapkan sekolah. Hampir tiap hari saya meluangkan waktu untuk berlatih soal-soal di buku itu,” katanya.
Menurut Edbert, hal pertama yang harus diterapkan apabila ingin menjadi murid berprestasi adalah komitmen dengan diri sendiri. Komitmen memang tidak bisa langsung tumbuh didalam diri seseorang, menurut Edbert, komitmen harus dibangun seiring berjalannya waktu. Komitmen ini dibutuhkan dalam membagi waktu, memanfaatkan kesempatan dan menggapai peluang yang ada.
“Kalau belajar juga yang enjoy, jangan dijadikan beban. Jadikan belajar sebagai tantangan yang harus dilalui sebagai bagian hidup,” kata Edbert.
Edbert juga pesan, selain belajar, seimbangkan juga dengan istirahat dan memperhatikan asupan makan. Seperti pernyataan “mens sana in corpore sano”, yang berarti, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
“Seimbangkan antara tiga itu. Jadi menunjang pelajaran. Rutin juga beribadah, berdoa,” kata Edbert yang gemar sepak bola, bulutangkis dan Tae Kwon Do ini.
SISWA peraih nilai UN SMA kelas IPA yang tertinggi di Jawa Barat, Dipasukha Edbert. didampingi Kepala SMAK BPK Penabur Harapan Indah, Siwi Tri Wahyuningtyas. .
Sumber: Pikiranrakyat
Editor: MAA